Langsung ke konten utama

Fisiologi Rasa Lapar pada Manusia

            Rasa lapar merupakan hasil dari serangkaian pengalaman fisiologis tubuh yang mengarahkan manusia atau hewan mencari makanan. Sementara itu, nafsu makan pada manusia dapat didefinisikan sebagai keinginan untuk makan dan menikmati jenis makanan tertentu. Bagi banyak orang, rasa lapar merupakan perasaan yang biasanya terfokus pada perut (lambung dan atau usus). Namun, majunya pemahaman mengenai fisiologi tubuh telah menyadarkan kita bahwa lambung dan usus hanyalah satu bagian dari sistem kompleks yang menyebabkan kita bisa merasa lapar.
            Rasa ingin untuk memakan makanan dapat dihasilkan oleh daerah-daerah tertentu dari otak, biasanya letaknya di hipotalamus dekat kelenjar pituitari (Gambar 1). Ketika daerah-daerah ini fungsinya terganggu, hewan dan manusia menjadi pemakan yang rakus dan mengalami obesitas. Hal ini membuktikan bahwa ada daerah khusus pada otak yang dapat menghambat atau mengurangi keinginan untuk makan. 

                                                                                                (Campbell, dkk., 2017)
Gambar 1. Hipotalamus dan kelenjar pituitari

            Pengetahuan tentang korelasi antara apa yang terjadi pada tubuh dan bagaimana cara otak mengenalinya telah berkembang sejak tahun 1970an. Salah satu penemuan awal yang didapat yaitu bahwa ada banyak sinyal kimiawi yang ditemukan di lambung dan usus juga ditemukan di otak. Sinyal-sinyal kimiawi ini dapat menstimulasi maupun menghambat keinginan untuk makan. Sinyal-sinyal kimiawi ini disebut juga sebagai hormon. Terdapat beberapa hormon yang berkaitan dengan rasa lapar di antaranya:
o   Koleksistokinin (CCK)
CCK termasuk hormon peptida yang dapat bekerja baik di perut maupun di otak. Di  perut, hormon ini disekresikan oleh usus dua belas jari (duodenum) sebagai respon dari masuknya makanan dari lambung ke usus dua belas jari. Hormon ini dapat menyebabkan kontraksi kantung empedu dan menghambat keinginan untuk makan.
o   Ghrelin
Ghrelin dapat menstimulasi keinginan untuk makan. Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel endokrin lambung. Kadar hormon ini meningkat tepat sebelum makan dan turun tepat setelah makan. Hal ini menunjukkan bahwa ghrelin berperan dalam inisiasi aktivitas makan.
o   Leptin
Ketiadaan hormon ini pada manusia maupun hewan dapat menyebabkan terjadinya obesitas yang parah. Hal ini menunjukkan pentingnya peran hormon ini dalam mengontrol rasa lapar. Kenaikan kadar leptin yang dihasilkan oleh sel-sel adiposa (penyimpan lemak) selaras dengan peningkatan angka total lemak tubuh. Oleh karena itu, kadar leptin yang bersirkulasi dapat menjadi penanda untuk menentukan level obesitas.
Di otak, leptin mengubah formasi empat hormon lain yang berperan dalam regulasi keinginan untuk makan. Ketika kadar leptin tinggi, pelepasan dua jenis peptida (neuropeptida-Y dan peptida terkait-agouti) berkurang dan dua hormon lainnya (CART dan POMC) dilepaskan. Kombinasi komposisi hormon-hormon tersebut mengurangi keinginan untuk makan serta rasa lapar. Sebaliknya, apabila kadar leptin rendah, hal yang sebaliknya terjadi dan rasa lapar muncul sebagai dorongan untuk mencari makanan.
o   Insulin
Insulin merupakan hormon utama kedua dalam tubuh yang berkaitan rasa lapar. Hormon ini bekerja dengan menstimulasi penyerapan glukosa ke dalam sel.  Pada penderita diabetes yang menginjeksikan insulin secara rutin untuk mengontrol kadar gula dalam darahnya, obesitas ringan sering terjadi. Beberapa obat untuk penderita obesitas juga dapat meningkatkan berat badan karena mekanisme kerjanya yang mengurangi kadar gula dalam darah (sekaligus menyalakan sinyal bahwa makanan dibutuhkan).
            Hubungan antara kadar gula dalam sirkulasi darah terhadap munculnya rasa lapar telah banyak dikaji. Hal ini diawali dengan pengujian terhadap hewan yang menunjukkan bahwa penurunan sekitar 10% kadar gula dalam darah mengawali sebagian besar kegiatan makan yang dilakukan hewan tersebut. Ketika penurunan kadar gula tersebut dicegah, hewan tersebut tidak makan di waktu yang biasanya. Hal ini menunjukkan bahwa munculnya rasa lapar dapat dicegah dengan memanipulasi kadar gula dalam darah.
            Obesitas dapat terjadi akibat perubahan kadar leptin atau kerusakan otak. Berdasarkan penelitian mengenai kontrol rasa ingin untuk makan, dapat diketahui bahwa setidaknya ada dua neurotransmiter monoamina (norepinefrin dan serotonin) yang memiliki peran khusus yang penting. Kedua neurotransmiter ini menjadi banyak subjek penelitian di bidang ini karena pengubahan kadar salah satu atau keduanya dapat digunakan dalam penanganan penderita obesitas (dengan mempengaruhi rasa lapar yang muncul).


DAFTAR PUSTAKA

"Hunger, Physiology of." Encyclopedia of Food and Culture. Retrieved March 24, 2020 from Encyclopedia.com: https://www.encyclopedia.com/food/encyclopedias-almanacs-transcripts-and-maps/hunger-physiology
Campbell, N. A., L. A. Urry, M. C. Cain, P. V. Minorsky, S. A. Wasserman, & J. B. Reece. 2017. Biology. Edisi kesebelas. Pearson Education. New York.
Sanger, G. J., Hellström, P. M., & Näslund, E. 2011. The hungry stomach: physiology, disease, and drug development opportunities. Frontiers in pharmacology1, 145. https://doi.org/10.3389/fphar.2010.00145.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Batu Golog) The Story of Golog Stone--A Folktale from West Nusa Tenggara

Formerly in the area near the river of Sawing called Padamara in West Nusa T enggara there was a poor family. The husband named Amaq Lembain , and the wife was named Inaq Lembain . Their livelihoods are agricultural laborers. Every day they walk to the village to offers s ervice to pound rice. When pound ing rice , Inaq Lembain always come with her two children. One day, when she was pounding rice, she put her children on a flat rock near the place where she was working. Surprisingly, when Inaq Lembain began pound ing , the stone that her children sat on it grew bigger . Feel like moved, the eldest son called his mother , "Mother , this rock become bigger and bigger.” U nfortunately Inaq Lembain remain do her work . Sh e just replied, "My son , just wait a minute .” And she continue pounding. That is happened many time . The flat stone was increasingly rising higher than a coconut tree. The younger child then cried uncontrol...

"Jangan kecewa apabila hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan. Percayalah bahwa semuanya adalah kesuksesan, bukan kegagalan. Mengapa saya punya banyak kesuksesan? Saya tahu banyak usaha yang gagal" -- Thomas Alva Edison --