Langsung ke konten utama

Opini - Persiapan Menuju OSN

 Pagi hari, 12 Maret 2016, Para Pengurus ALC (Active Learning Club), sebuah organisasi penyelenggara pelatihan pra OSN ternama yang berpusat di Bandung, Jawa Barat, telah disibukkan dengan registrasi para pesarta pelatihan OSP gelombang kedua.
Para peserta datang dari berbagai provinsi, mereka berkumpul di Hotel Danoufa dan wisma P4TK IPA Bandung bersama dengan para pendampingnya masing-masing. Wajah mereka cerah seolah siap untuk menjalani masa pelatihan OSP tingkat SMA selama seminggu kedepannya.
Pelatihan semacam ini sudah sering diadakan oleh organisasi ALC Indonesia, yang memiliki motto we creat medalists. Acara-acara pelatihan semacam ini selalu laris manis, dibuktikan dengan seiring naiknya jumlah peserta yang mengikuti pelatihan dari tahun ke tahun. Sekaligus hal ini membuktikan bahwa kesadaran kalangan masyarakat akademis Indonesia telah terjadi peningkatan, terutama di kalangan pendidik dan peserta didik, mereka dituntut mampu mengejar prestasi berupa medali dalam setiap event bergengsi seperti olimpiade sains dan sebagainya.
Mengikuti pelatihan seperti ini sangat penting bagi para pelajar. Pembekalan materi seperti yang dilakukan di sekolah atau bahkan di kabupaten/kota masing-masing tidaklah cukup sebagai modal mengikuti OSN. Mereka harus faham dan bekerja keras. Maka tidak heran, bila para guru dan penanggung jawab juga tidak segan-segan mengirim para delegasinya untuk menjalani pelatihan seperti yang diselenggarakan oleh ALC Indonesia itu.
Para guru menjadi ikut bekerja keras dalam mengirimkan delegasinya ke kota, ke provinsi atau bahkan ke luar pulau. Dengan harapan tinggi agar nantinya para delegasinya dapat lolos dalam mengikuti seleksi OSN. Dengan harapan ini juga, para penyelenggara kegiatan pelatihan semacam ALC ini dapat memperbaiki pelayanannya melalui pemberian kritik dan saran yang membangun dari para peserta pelatihan dan partisipan pelatihan lainnya.

* Mumtaz Nabila, Tebuireng.

Contoh opini. Artikel opini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Batu Golog) The Story of Golog Stone--A Folktale from West Nusa Tenggara

Formerly in the area near the river of Sawing called Padamara in West Nusa T enggara there was a poor family. The husband named Amaq Lembain , and the wife was named Inaq Lembain . Their livelihoods are agricultural laborers. Every day they walk to the village to offers s ervice to pound rice. When pound ing rice , Inaq Lembain always come with her two children. One day, when she was pounding rice, she put her children on a flat rock near the place where she was working. Surprisingly, when Inaq Lembain began pound ing , the stone that her children sat on it grew bigger . Feel like moved, the eldest son called his mother , "Mother , this rock become bigger and bigger.” U nfortunately Inaq Lembain remain do her work . Sh e just replied, "My son , just wait a minute .” And she continue pounding. That is happened many time . The flat stone was increasingly rising higher than a coconut tree. The younger child then cried uncontrol...

Fisiologi Rasa Lapar pada Manusia

            Rasa lapar merupakan hasil dari serangkaian pengalaman fisiologis tubuh yang mengarahkan manusia atau hewan mencari makanan. Sementara itu, nafsu makan pada manusia dapat didefinisikan sebagai keinginan untuk makan dan menikmati jenis makanan tertentu. Bagi banyak orang, rasa lapar merupakan perasaan yang biasanya terfokus pada perut (lambung dan atau usus). Namun, majunya pemahaman mengenai fisiologi tubuh telah menyadarkan kita bahwa lambung dan usus hanyalah satu bagian dari sistem kompleks yang menyebabkan kita bisa merasa lapar.             Rasa ingin untuk memakan makanan dapat dihasilkan oleh daerah-daerah tertentu dari otak, biasanya letaknya di hipotalamus dekat kelenjar pituitari (Gambar 1). Ketika daerah-daerah ini fungsinya terganggu, hewan dan manusia menjadi pemakan yang rakus dan mengalami obesitas. Hal ini membuktikan bahwa ada daerah khusus pada otak yang dapat menghambat atau mengurangi kei...

"Jangan kecewa apabila hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan. Percayalah bahwa semuanya adalah kesuksesan, bukan kegagalan. Mengapa saya punya banyak kesuksesan? Saya tahu banyak usaha yang gagal" -- Thomas Alva Edison --