A. Biodata
D. Bidang Yang Ditekuni
E. Prestasi
G. Pelajaran Yang Didapat

Nama
Lengkap : Raden Ajeng Kartini
Tempat
Tanggal Lahir : Jepara, 21 April
1879
Orang
Tua :
Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan M.A. Ngasirah
Suami
: Raden Adipati
Djojo Adiningrat
Anak :
Raden Mas Soesalit
Pendidikan
: Europose Lagere
School (SD)
Wafat
: Rembang, 17 September 1904
B. Riwayat
Hidup
Di Mayong, Jepara pada
28 Rabi’ul Akhir tahun jawa 1808 (21 April 1879) seorang bayi perempuan telah
lahir dari keluarga ningrat Jawa. Namanya Kartini. Ayahnya adalah Bupati
Jepara, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan ibunya bernama M.A. Ngasirah
bukan dari golongan bangsawan. Karena peraturan pemerintah kolonial saat itu
mengharuskan seorang bupati untuk memperistri wanita yang berlatar belakang
bangsawan, maka Sosroningrat menikah lagi dengan Raden Ayu Muryam yang masih
keturunan raja-raja Madura.
Setelah lulus dari
Sekolah Dasar dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil
sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena
takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan
buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya
di taman rumah.
Akhirnya membaca menjadi
kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar
dibacanya. Melalui buku-buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir
wanita Eropa sehingga timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia.
Wanita tidak hanya di dapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan
mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu
pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga
menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda.
Tak berapa lama ia
menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar
di negeri Belanda. Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan
Kartini karena ia dinikahkan oleh orangtuanya dengan Raden Adipati Djojo Adiningrat.
Setelah menikah, ia
ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini
untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya Kartini berhasil
mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun,
Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”.
Pada tanggal 17
september 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25, setelah ia
melahirkan putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan
dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para
teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang
artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Kini hanya tinggal
semangat dan pemikirannya saja yang bisa kita rasakan. Setelah wafatnya
Kartini, perjuangan emansipasi perempuan bumiputera yang telah dimulai oleh
Raden Ajeng Kartini dilanjutkan oleh generasi-generasi selanjutnya.
C. Beberapa Teman Kartini Dari Belanda
C. Beberapa Teman Kartini Dari Belanda
Cvink Nestenenk,
seorang janda dan ipar dari Asisten Residen Jepara. Ia banyak memberi pelajaran
menggambar kepada kartini bersaudara.
Nyonya Cvink Soer,
istri dari Asisten Residen Jepara. Ia sangat dekat dengan Kartini, bahkan
seolah menjadi ibunya sendiri. Mungkin karena Cvink tidak mempunyai anak.
Stella Zeehandelaar,
seorang gadis yang menjadi aktivis gerakan sosialis di Belanda. Kartini
berkenalan dengan semula melalui majalah De Hollandsche Lelie.
J.H. Abendanon,
direktur pada Departemen Pengajaran Hindia Belanda.
Rosa Abendanon, istri
dari J.H Abendanon.
Annie Glaser, seorang
gurur yang didatangkan ke Jepara atas usaha Abendanon. Dia membantu Kartini
mempersiapkan diri dalam mengambil Hulpakte di Jakarta.
Ir. van Kol, seorang
tokoh sosialis Belanda, anggota Twede Kamer.
Nyonya Nellie van Kol,
istri dari Ir. van Kol.
Edie Abendanon, putra
dari J.H Abendanon.
Prof. Dr. G. K. Anton
dan istrinya di Jerman. Mereka pernah mengunjungi Jawa dan singgah di Jepara.
D. Bidang Yang Ditekuni
Raden Ajeng Kartini
adalah seorang guru yang sangat memperhatikan pendidikan manusia pribumi
khususnya kaum wanita. Ia sudah berhasil mendirikan beberapa sekolah khusus
warga pribumi di Jepara dan Rembang.
E. Prestasi
Berhasil memajukan dan
mengembangkan kegiatan pendidikan untuk kaum wanita di Indonesia (pribumi).
Berhasil
memperjuangkan kesamaan derajat antara kaum laki-laki dan kaum perempuan.
Pada tanggal 2
Mei 1964, Kartini dinobatkan menjadi
Pahlawan Kemerdekaan Nasional oleh Presiden Soekarno dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964 dan hari lahirnya ditetapkan untuk
diperingati sebagai hari besar setiap tahunnya.
F. Prinsip Hidup
F. Prinsip Hidup
Prinsip hidup Raden
Ajeng Kartini adalah hidup adalah untuk perjuangan, dan pada dasarnya, tidak
peduli laki-laki atau perempuan, semua manusia pada dasarnya setara dan tidak
boleh dibeda-bedakan.
G. Pelajaran Yang Didapat
Pelajaran yang bisa didapatkan dari kehidupan Raden Ajeng Kartini adalah
perjuangannya untuk keadilan bagi kaum wanita pribumi, perjuangannya yang gigih
dalam usaha menggapai cita-citanya, dan kedekatannya dengan para rakyat kecil.
Biografi
Raden Ajeng Kartini, beserta biodata, foto, riwayat hidup, nama teman-temannya,
bidang yang ditekuni, prestasi, prinsip hidup, dan pelajaran yang bisa kita
dapatkan dari beliau.
Komentar
Posting Komentar